Ad Code

Responsive Advertisement

Esensi Rhamadan

Tak terasa sudah sebulan penuh kita lewati sambil menahan lapar dan dahaga. Akhirnya kita sampai dihari raya yang sudah kita tuggu-tunggu. Dihari raya yang berbahagia ini adalah moment yang sangat tepat untuk kita untuk saling memaafkan.

Ramadhan tahun ini kita melihat banyak fenomena yang terjadi ditanah air dari mulai tragedi 22-22 mei yang memakan beberapa korban sampai meninggalnya Ani yhudoyono istri mantan presiden RI keenam, masih banyak berseliweran di timeline bertita-berita tentang kedua hal tersebut dari mulai video yang bertajuk “siapa dalang dibalik aksi 22 mei” sampai ucapan belasungkawa dari beberapa tokoh untuk alamarhumah ibu ani yudhoyono
tapi bukan dua hal itu yang ingin kita bahas disini.

Memang kurang nyambung bahas hal ini dihari raya yang fitri ini tapi sebenarnya jika dicermati dengan baik sebagaimana lebaran yang identik dengan memaafkan tentunya kita juga harus memaafkan segala hal yang terjadi pada bulan ramadhan yang penuh dengan berbagai fenomena yang terjadi didalamnya tapi tentu saja sebagaimana yang ada dalam ilmu psikologi yakni “memaafkan bukan berarti melupakan” dan “memaafkan bukan berarti nggak menyelesaikan masalah secara hukum” tapi biarlah mereka-mereka yang lebih paham dan berkecimpung didunia itu yang membahasnya.

Nah apa hikmah yang bisa kita ambil dari ramadhan tahun ini yang penuh dengan fenomena yang sensasional tentu saja diluar hikmah tentang menahan diri dari hawa nafsu yang udah terlalu sering dibahas oleh banyak orang.

Hikmah yang bisa kita ambil dari berbagai macam fenomena yang telah terjadi ialah bahwa kematian tak mengenal siapa dan kapan, rakyat jelata ataupun istri mantan presiden pasti akan dipanggil juga kehadapannya.

Maka cara paling bijak ialah memanfaatkan waktu yang kita miliki untuk terus muhasabah diri dan bertaubat yang sebanyak-sebanyaknya. Dia yang ditangisi dan diucapkan belasungkawa oleh banyak orang yang bahkan diberitakan di TV ataupun mereka yang nyawanya melayang tanpa diberitakan dan hanya segelintir orang yang tahu sebab musababnya tetap saja keduanya kembali ketanah yang sama dengan sehelai kain yang sama dan tangisan orang-orang yang masih hidup sama sekali tak mampu menolong mereka dari malaikat nungkar dan nangkir yang siap menunggu di alam kubur. Di alam itu hanya amalan kitalah yang mampu melindungi dan menolong kita dari siksa alam kubur

Itulah mengapa mengherankan jika ada orang-orang merayakan hari raya dengan jalan-jalan shopping-shopping dan bermain petasan yang sejatinya menghambur-hamburkan uang dan membuat kita makin lupa pada esensi sebenarnya dari hari raya dan bulan ramadhan, seperti yang tertera pada ayat dibawah ini


اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُور

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid : 20)

“dan hidup ini tak lain hanyalah kesenangan yang menipu” bukankah sudah jelas tertera di Qur’an tapi masih nggak jarang orang-orang menghambur-hamburkan uangnya sambil tertawa cekikikan sana -sini (mendingan uangnya buat infaq😡) dihari raya yang fitri suci pula Astaghfirullah.

Maka dari itu mulai sekarang marilah kita bersama-sama mengistorpeksi diri dan banyak bertaubat sembari mengurangi shoping-shoping dan jalan-jalan nggak jelas, kalau mau refreshing sih nggak masalah tapi kalau udah jadi kegiatan rutin itu ya udah salah namanya. Tapi tetap aja kita harus merayakan hari raya yang berbahagia ini dengan senyum dan tawa (tapi jangan berlebihan ya😉)

Wabillahi Taufiq Wal Hidayah
Mohon Maaf Lahir Dan Bathin

Posting Komentar

1 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement