Dahulu ditengah padang savanna yang luas hiduplah Shaka sang raja rimba, Shaka, sebagaimana gelarnya adalah seekor singa yang menguasai padang savanna ia adalah sosok yang sangat pemberani, ia adalah simbol keberanian bagi kaumnya. Kepemimpinannya yang adil membuat padang savanna menjadi tempat yang aman dan tentram. 

Setelah lama memimpin Shaka merasa sangat kelelahan, karenanya ia mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat. Sekejap sebelum tertidur, dari pelupuk matanya dapat dilihatnya padang savanna yang begitu indah dan damai. Setelahnya ia pun terlelap.


Namun hal menyedihkan terjadi tepat ketika ia menutup matanya, penghuni padang savanna berlarian kesana kemari ketika raksasa ganas datang dengan senjata-senjata mengerikan dan dengan tatapan iblis membumi hanguskan segalanya, kecuali mereka yang tunduk dihadapannya. 

Kemana gerangan Sang Shaka?. Ia tertidur disuatu tempat entah dimana tanpa satupun penghuni rimba yang tahu. Penghuni padang savanna menggigil di gua gua batu yang gelap tanpa pernah bisa bangkit dan melawan, namun seekor anak singa pemberani pada akhirnya dengan sangat susah payah dapat menemukan Shaka ditengah kedalaman Hutan.

Shaka telah mendengar semuanya namun ketika melihat bahwa tak satupun pohon dibiaekan berdiri tegak dihadapan raksasa itu ia segera mengamuk sejadi-jadinya. Pada akhirnya Shaka yang tak lagi muda tumbang dihadapan para raksasa itu. Matanya berlinang air mata, perlahan menutup, dan dipengelihatannya tak terlihat apa-apa kecuali kegelapan.

Endingnya sudah jelas. Para raksasa akan memperbudak seluruh penghuni savanna sampai genreasi mereka kehilangan harga diri dan menganggap diri mereka tak mampu untuk memperjuangkan hak-hak mereka, padahal ditiap-tiap mereka mengalir darah Shaka Sang Pemberani, tapi mereka tak lagi mengingat identitas sejati mereka sebagai pejuang, karenanya selama-lamanya mereka akan terus tertindas dan diperbudak.

Kisah diatas adalah kisah folklore yang dimiliki kaum Zulu Afrika, tokoh raja bijak bernama Shaka memang ada di dunia nyata, dia adalah pemimpin suku yang menjadi raja pertama Kaum Zulu, keberaniannya dalam setiap peperangan yang melandasi cerita fable ini, Keberanian Shaka diibaratkan seperti singa ditengah padang savanna. Namun  cerita ini dimodifikasi mengikuti fakta sejarah yang terjadi setelah tahun 1897, kerajaan Zulu dibumi hanguskan setelah serangkaian perang yang menelan banyak korban. 

Chestwayo, penggambaran anak singa dalam cerita diatas ia adalah salah satu keturunan Shaka pendiri kerajaan Zulu. Meski telah mencoba melawan dengan gagah berani, tetap saja dalam segala aspek mereka lemah, ditambah lagi perbedaan pendapat dalam kaum Zulu itu sendiri yang terbukti setelah kekalahan Chestmwayo, membuat  kamu Zulu kalah setelah berbagai peperangan melawan pemerintahan kolonial Inggris. Setelahnya kaum Zulu terpecah menjadi 13 faksi yang saling tak sependapat. Pada akhirnya semua faksi itu tunduk pada pemerintahan kolonial Inggris.

Jauh setelah peristiwa itu seorang pemuda berkulit hitam bernama Solomon Linda yang bekerja sebagai penyanyi sekaligus composer kagu menciptakan sebuah lagu yang kalau didengar malah kedengaran seperti suara-suara tak jelas khas orang Afrika, namun makna dari suara-suara itu adalah ujaran penyemangat sekaligus ratapan, yang secara simbolik menjelaskan bagaimana sang Shaka yabg pemberani harus berakhir menyedihkan dikarenakan ia "terlelap", sehingga tanpa ia sadari ketika bangun untuk melawan ia tak lagi punya kekuatan yang cukup.

Judul lagu itu adalah "Mbube" yang berarti "Singa". Lagu itu laku dipasaran dan menuai banyak pujian, meski begitu tujuan utama sang pencipta tak pernah terwujud, membuat lagu itu hanya menjadi hiburan belaka. Bahkan versinya yang asli tak lagi populer dikarenakan coveran orang amerika yang menambahkan lirik yang bisa dimengerti jauh lebih populer. dengan kata-kata khasnya yakni "awimawe... awimawe... awimawe".

Ternyata meski kedengaran lucu, apalagi ditambah dengan visual animasi binatang membuat lagu ini terkesan seperti lagu kanak-kanak. Padahal sejatinya itu adalah lagu pembangkit semangat untuk melawan penindasan dan merebut kembali hak-hak kaum Zulu Afrika sebagai penduduk asli di Afrika Selatan.

Sejarah telah nenunjukkan apa jadinya jika suatu kaum kehilangan jati dirinya. Sejarah juga telah menunjukkan bagaimana nilai keberanian dan kepemimpinan, Dan bagaimana pula jika suatu kaum tak memilikinya. Kaum Zulu Afrika yang gagah berani kini bahkan hampir tak dikenal di dunia ini. Meski tanpa bantuan politikus dan aktivis-aktivis HAM mereka berjuang mati-matian membela hak-hak mereka sebagai manusia. 


Lah kita... kaum yang tujuan keberadaannya di bumi tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menjadi pemimpin, apakah juga ingin berakhir sebagaimana kaum Zulu. Dimana segala nilai-nilai kebaikan dalam aturan hidup kita hanya akan berakhir sebagai "Perhiasan" semata.