Bismillahirrahmanirrahim.
Ada satu hal yang seringkali kita lupakan saat mencoba menjadi lucu di hadapan orang lain. Tidak semua hal bisa dibawa ke meja lelucon. Mari renungkan sebuah kisah yang tercantum dalam kitab Tahdzirul Ghafilin karangan Sheikh Jamal Basha berikut.
Seorang ulama Hanafiyah bernama Idris ibn Baidakin. Semoga Allah merahmatinya, meriwayatkan sebuah peristiwa :
"Ada seorang yang saleh datang untuk membela seorang faqih (ahli fikih) di hadapan Qadhi (hakim) bernama Bakar. Ia berkata: ‘Wahai Maulana, Anda tahu bahwa faqih ini adalah orang yang saleh dan kokoh dalam ilmunya. Ia memohon agar Anda bersaksi bahwa ia adalah seorang yang 'adl (adil dan dapat dipercaya)”
Namun Qadhi Bakar menolak, dan menjawab :
“Dahulu kami pernah duduk bersama untuk makan. Di tengah hidangan terdapat semangkuk makanan dengan ghee (lemak sapi). Seseorang membuka jalur agar ghee itu mengalir ke arahnya. Lalu, orang itu, yakni sang faqih. Bercanda dengan mengutip ayat Al-Qur’an :
"Apakah engkau melubanginya untuk menenggelamkan penumpangnya?" Mengutip surah Al-Kahfi : 71). (Seolah-olah caranya membuka jalan untuk makanan tersebut serupa peristiwa nabi Khidir melubangi perahu. -Catatan penulis)
Sejak saat itu, hilanglah rasa hormatku padanya.”
Disebutkan bahwa Qadhi Bakar ini adalah Bakar bin Asad, cicit dari sahabat Nabi, Abu Bakar RA. Ia dikenal sebagai salah satu ulama hadits terbesar pada masanya.
***
Dalam kisah ini sang qadhi mengucapkan ayat ini sambil tertawa, seolah-olah menjadikan firman Allah sebagai punchline candaan. Qadhi Bakar bin Asad hanya diam saat itu. Tapi dalam hatinya, ia telah mengambil keputusan.
“Sejak saat itu, hilanglah wibawanya di mataku.”
Mungkin sebagian kita akan menganggap itu berlebihan.
“Ah, cuma becandaan.”
“Kan bukan serius.”
“Yang penting hatinya nggak niat menghina.”
Namun justru di situlah letak persoalannya. Ketika sesuatu yang sangat besar nilainya di sisi Allah, diperlakukan begitu ringan oleh lidah manusia, maka tak perlu menunggu pengingkaran besar-besaran untuk kehilangan makna iman dalam hati. Cukup dengan bercanda pada tempat yang salah.
Dalam pandangan para ulama terdahulu, kemuliaan Al-Qur’an tidak pernah pantas untuk menjadi bahan tertawaan. Meski maksudnya hanya ingin mencairkan suasana. Karena mereka tahu, Al-Qur’an bukan kumpulan kata biasa. Ia adalah wahyu yang dapat meluluh lantakkan gunung sebagaimana termaktub dalam surah Al-Hasyr ayat 21
لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰ نَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَ يْتَهٗ خَا شِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗ وَتِلْكَ الْاَ مْثَا لُ نَضْرِبُهَا لِلنَّا سِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir."
Itulah mengapa para ulama seperti Bakar bin Asad memilih diam, tetapi tegas. Ia tidak ingin menjadi saksi palsu bagi orang yang tidak menjaga kehormatan firman Allah.
Sekarang bayangkan.
Bagaimana jika sang hakim melihat kita hari ini?
Berapa banyak ayat yang disulap jadi stiker meme?
Berapa banyak kutipan Qur’an yang diedit untuk konten viral?
Berapa banyak candaan yang menyusupkan ayat suci di antara punchline demi tawa receh?
Ini bukan sekadar soal adab. Ini soal iman.
Karena mencintai Allah tak hanya terlihat dari shalat, puasa, atau haji. Tapi juga dari cara kita menjaga kehormatan apa yang datang dari-Nya. Termasuk ayat-ayat-Nya. Termasuk kata-kata-Nya. Termasuk momen ketika kita memilih diam, agar Al-Qur’an tetap tinggi di atas kepala, bukan rendah di antara gelak tawa.
Maka hari ini, mari kita tanyakan ke diri sendiri.
Apakah aku masih menghormati ayat yang Allah turunkan?
Atau sudah mulai membawanya ke tempat bercanda?
Karena bisa jadi... tawa yang kita buat, diam-diam sedang mengikis wibawa dan keimanan kita.
#MelejitEksponensial #TeladanUlama #Adab #JanganBercandaDenganAgama #AdabSebelumIlmu #Iman #MendidikIman #Tarbiyah #TarbiyahIslamiyah
#CintaAl-Quran #Muhasabah #Al-Qur'an #Izzah #EtikaBercanda
#RefleksiDiri #Renungan #Kontemplasi #SelfReminder
#NgajiYuk #NgajiOnline #KajianIslam #Dakwah #BelajarIslam #Hikmah
#Kalamullah #TertawaYangMelemahkan
#NasihatHidup #KarenaKitaBeriman #StopLeluconAgama
#BelajarSetiapHari #KontenBermanfaat #BelajarDariUlama #KalamUlama
0 Komentar